Il Postino (The Postman) – Puisi senjata
“ Tapi kenal dia pun tidak, Nak! Seorang penyair harus mengenal seseorang untuk mengail ilham. Aku tak bisa mereka-reka sesuatu dari kehampaan. ” –Il Postino, hal. 44- Seperti biasa, aku menikmati sebuah novel dengan kesendirian. Tidak ada lagi teman untuk diajak bercerita, betapa kagumnya aku pada kata-kata. Dan begitulah. Novel ini kuhabiskan pada hari ini, tepat ketika kemarin aku kembali sedih. Juga di mana rasanya aku sudah rindu menghabiskan novel di antara tumpukan teori-teori lingkungan yang memusingkan. *Kamu Mol, pusing mulu kerjaanya. Adalah Mario Jimenez yang menentukan pilihan hidupnya, tak hendak menjadi nelayan seperti ayahnya, melainkan seorang tukang pos. Melalui pekerjaannya itulah, ia kemudian terhubung kepada satu-satunya pelanggannya, yang rupanya amat terkenal di pulau itu, seorang penyair chile yang memenangkan Noble sastra, Pablo Nerudo. Aku sangat menikmati keteguhan Mario, juga keinginan sederhananya mengenai puisi. Tidak seperti tukang pos lain