Aku....
Satu lagi berita mengenai penolak tambang yang dibunuh. Ini konflik agraria, tema pada proposal yang belakangan ini aku dan tim kerjakan. Oh.. rasanya berita ini sudah tak sedikit di kepalaku. Di ruang di mana sekarang aku menulis ini, ada satu file berisi kasus yang tak jauh berbeda dengan itu. Kasus terbunuhnya warga Dayak di kalsel, yang tiba-tiba saja ditembaki aparat polisi tanpa motif yang jelas. Kasus itu mengambang, tak terselesaikan sebab keluarga mengampuni saja polisi itu dengan uang damai. Tiba-tiba saja aku tersadar, bahwa aku sedang berada di sebuah dunia lain. Dunia yang biasanya hanya bisa kubaca dari kalimat novel, kini berada di depan mata kepalaku sendiri. Bahkan berada di tanganku, sebab aku bertugas untuk mengampanyekan terkait hal-hal seperti itu. Pada detik ini, kupandangi kertas-kertas yang menempel di dinding ruanganku. Di sana tergantung id card, bertulis namaku. Di bawahnya tertulis pula sebuah jabatan yang sesungguhnya aku tak pernah mau mengakuinya.