Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

My First Proofreader

Tadi malam tiba-tiba ayah muncul dalam mimpiku. Bukan muncul berbentuk wujud ayah, namun dalam bentuk benak di hati. Aku sedang mimpi merindukannya yang kemudian berlanjut pada alam sadar. Ya. Saat aku menulis tulisan ini, aku sangat merindukannya. Ayah, anakmu ini berhasil merampungkan satu novel lagi. Ingin sekali kukabarkan itu, karena rasanya hanya dirimulah yang begitu peduli pada duniaku itu. Engkau ayah, yang dulu memuji tulisanku, saat aku justru malu memperlihatkan satu cerpenku. Lalu, dalam berjalannya waktu engkau memberiku kejutan sebuah laptop toshiba, Padahal aku sama sekali tidak memintanya. Engkau ayah yang kudengar membanggakanku, bahwa aku berbakat menulis. Aku tidak ingin beranda-andai, tapi rasanya akan sangat menyenangkan jika Ayah masih ada. Barangkali aku bisa merajut mimpi denganmu, seperti pada mimpi kita dulu. Memiliki supermarket, toko buku dan toko alat pancing. Bukankah akan lebih membahagiakan jika suatu saat aku dan ayah memiliki satu buku dongeng. Y