Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Kabar Dari Kakak - Edisi Mikirin Diri

Kakak Fizah hamil lagi. Oke, sudah menginjak 5 bulan. Alamat dia tidak bisa menghadiri wisudaku nanti. Kakak pertama pun baru melahirkan. Lantas, siapakah yang akan hadir? Phew. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan wisuda. Jika saja kakak-kakakku itu juga biasa saja dengan yang namanya wisuda. Maka aku tidak perlu memikirkannya. Wisuda ini untuk mereka, mereka yang merasa menanggung amanah agar aku segera menyelsaikan S1, menjadi sarjana. Hanya itu saja. Oke, kakak hamil lagi. Yah, sebenarnya ini berita bahagia. Aku kasihan melihat ponakan si Pipah yang imut itu jadi anak tunggal. Baguslah dia sudah mau memiliki adik. Dari dulu aku tidak pernah bisa membayangkan menjadi anak tunggal. Beruntunglah aku bukan anak tunggal. Jika aku anak tunggal dan orang tuaku kemudian meninggal seperti keadaanku sekarang. Alamak, berteduh kemanalah aku. Kakak hamil lagi. Yah, sebenarnya ini berita bahagia namun sekaligus penyadaran yang cukup bagiku. Hei, kapan kau mandiri dan tidak menumpan

Kabar Itu... (Catatan untuk Temanku)

Siang itu mataku berat. Setelah mendongeng untuk keponakan, justru yang tertidur adalah diriku sendiri. Tapi tidur itu tak berlangsung lama ketika ponselq berdering dan reflek langsung kuterima. Suara teman disana membangunkanku dan memberiku kabar duka. Setengah sadar, kukumpulkan nyawa kembali. Dan beberapa saat kemudian barulah aku benar-benar tersadar. Berita itu membuatku terdiam sejenak, membuka memoriku pada beberapa hari lalu. Dari mimpi yang seperti sebuah firasat, dari cerita-ceritanya yang kemudian mengingatkanku pada pengalamanku sendiri. Dia, teman yang sangat kusayangi. Teman yang biasanya menabahkanku saat aku mulai menghimpit rindu pada ayah ibuku. Dia, teman yang sangat kusayangi. Teman di mana tak perlu ikut mellow ketika melihatku datang lalu menitikkan air mata. Teman yang sudah memaklumiku. Aku hanya perlu datang ke kosnya untuk menghilangkan rasa sepiku. Teman, yang hanya bisa tertsenyum saat aku mulai mengirim sms, “Aku ke kosmu, numpang nangis!” Dia teman ya